
Wah, makhluk apa lagi nih. Rasa-rasanya kok baru dengar? Tenang. Gak usah takut. Gak bahaya kok?
Dua bulan lalu ada postingan unik tentang bahasa Kaka-Dede yang terkadang sulit dimengerti (postingan bulan Juli 2008). Bahasa prokem, begitu ayah menyebut bahasa yang hanya dipahami oleh Kaka-Dede tersebut.
Usut punya usut, sekarang ayah dan mama sedikit mengerti tentang kebiasaan Kaka-Dede. Dari sebuah buku diketahui bahwa hampir sering dijumpai anak kembar memiliki bahasa rahasia di antara mereka yang tidak diketahui oleh orang lain, termasuk kedua orang tuanya. Bahasa rahasia ini sering disebut sebagai cryptophasia atau idioglossia (ada gak yang bisa jelasin kedua istilah ini dengan bahasa yang gak rumit2 amat?)
Nah, ternyata bila si kembar dibiarkan mengembangkan kepuasan dengan saling berkomunikasi dengan cara mereka sendiri secara terus-menerus, mereka akan jauh dari lingkungan sosialnya. Akibatnya, perkembangan bicara (maksudnya bicara dengan bahasa yang dipakai oleh orang kebanyakan) pun akan terhambat. Waduh, bahaya juga tuh.
Kalau gitu, Kaka-Dede gak boleh keterusan pake bahasa prokem nih. Sesekali bolehlah, cuman jangan sampai itu bahasa jadi bahasa utama. Bisa kacau tuh!
O, ya. Selamat berlebaran buat yang merayakan. Mohon maaf untuk segala khilaf.
Dua bulan lalu ada postingan unik tentang bahasa Kaka-Dede yang terkadang sulit dimengerti (postingan bulan Juli 2008). Bahasa prokem, begitu ayah menyebut bahasa yang hanya dipahami oleh Kaka-Dede tersebut.
Usut punya usut, sekarang ayah dan mama sedikit mengerti tentang kebiasaan Kaka-Dede. Dari sebuah buku diketahui bahwa hampir sering dijumpai anak kembar memiliki bahasa rahasia di antara mereka yang tidak diketahui oleh orang lain, termasuk kedua orang tuanya. Bahasa rahasia ini sering disebut sebagai cryptophasia atau idioglossia (ada gak yang bisa jelasin kedua istilah ini dengan bahasa yang gak rumit2 amat?)
Nah, ternyata bila si kembar dibiarkan mengembangkan kepuasan dengan saling berkomunikasi dengan cara mereka sendiri secara terus-menerus, mereka akan jauh dari lingkungan sosialnya. Akibatnya, perkembangan bicara (maksudnya bicara dengan bahasa yang dipakai oleh orang kebanyakan) pun akan terhambat. Waduh, bahaya juga tuh.
Kalau gitu, Kaka-Dede gak boleh keterusan pake bahasa prokem nih. Sesekali bolehlah, cuman jangan sampai itu bahasa jadi bahasa utama. Bisa kacau tuh!
O, ya. Selamat berlebaran buat yang merayakan. Mohon maaf untuk segala khilaf.
No comments:
Post a Comment