Hari ini seorang kawan ayah dari Solo datang ke Semarang. Cuman singgah sejenak sih, soalnya keperluannya pun cuman berpamitan ke Balai Bahasa Jawa Tengah tempat beberapa mahasiswanya melakukan praktik kerja lapangan.
Terakhir kali singgah ke rumah Kaka-Dede adalah beberapa bulan lalu (lupa tepatnya). Ketika itu, Kaka-Dede masih malu-malu. Nah, kali ini beda. Begitu masuk rumah dan kasih salam, Kaka-Dede sudah menunjukkan tanda-tanda bisa diajak berkomunikasi.
Benar saja. Belum genap sepuluh menit, Kaka-Dede sudah terlihat nyaman berkelakar dengan kawan ayah. Ya, Kaka-Dede sudah mulai berani berkomunikasi dengan orang ”baru”. Melihat hal itu, mama dan ayah sengaja meninggalkan mereka, tetapi mengamati dari jarak agak jauh.
Kaka-Dede ”ngobrol” tentang banyak hal serta bercanda dan berlarian ke sana kemari. Salah satu hal yang diperbincangkan adalah soal sekolah Kaka-Dede. Dengan kata-kata yang tak karuan alias kacau. Kaka-Dede menjawab sebisanya jika ditanya tentang guru, sekolah, atau apa saja yang diajarkan di sekolah. Setelah itu, mereka bermain boneka. Berlarian di ruang tamu dan kamar Kaka-Dede hingga tiba waktu shalat Jumat, ketika ayah dan sang kawan pergi ke masjid.
Sementara ayah ke masjid, Kaka-Dede makan siang. Saat ayah pulang, Kaka-Dede sudah selesai makan. Kali ini Kaka-Dede berangkat tidur.
Pukul dua siang lebih sedikit ayah bersiap berangkat ke kantor, sekaligus mengantar sang teman ke halte bus jurusan Solo. Karena Kaka-Dede sedang tidur, ayah berangkat begitu saja. Nah, sekitar pukul 16.00 Dede bangun. Dia langsung mencari ayah dan Om Susan. Mama bilang bahwa ayah sudah berangkat ke kantor sekaligus mengantar Om Susan. Dede lantas tidur kembali berbaring di tempat tidurnya. Mama menghampiri dan bertanya, ”Dede mau bobo lagi?”
”Ayah gak ada?” kata Dede.
”Lho, ayah kan sudah berangkat ke kantor?” kata mama.
Dede terdiam.
”Dede mau bicara sama ayah? Ntar mama teleponin.”
”Mau.”
Mama lantas kirim pesan singkat ke ayah. Ayah balik telepon. Begitu ditanya, Dede cuman bilang, ”Dede minum susu.” Itu pun karena ditanya mama Dede lagi ngapain karena sebenarnya Dede sepertinya lagi malas ngobrol. Mungkin Dede marah atau kecewa.
Terakhir kali singgah ke rumah Kaka-Dede adalah beberapa bulan lalu (lupa tepatnya). Ketika itu, Kaka-Dede masih malu-malu. Nah, kali ini beda. Begitu masuk rumah dan kasih salam, Kaka-Dede sudah menunjukkan tanda-tanda bisa diajak berkomunikasi.
Benar saja. Belum genap sepuluh menit, Kaka-Dede sudah terlihat nyaman berkelakar dengan kawan ayah. Ya, Kaka-Dede sudah mulai berani berkomunikasi dengan orang ”baru”. Melihat hal itu, mama dan ayah sengaja meninggalkan mereka, tetapi mengamati dari jarak agak jauh.
Kaka-Dede ”ngobrol” tentang banyak hal serta bercanda dan berlarian ke sana kemari. Salah satu hal yang diperbincangkan adalah soal sekolah Kaka-Dede. Dengan kata-kata yang tak karuan alias kacau. Kaka-Dede menjawab sebisanya jika ditanya tentang guru, sekolah, atau apa saja yang diajarkan di sekolah. Setelah itu, mereka bermain boneka. Berlarian di ruang tamu dan kamar Kaka-Dede hingga tiba waktu shalat Jumat, ketika ayah dan sang kawan pergi ke masjid.
Sementara ayah ke masjid, Kaka-Dede makan siang. Saat ayah pulang, Kaka-Dede sudah selesai makan. Kali ini Kaka-Dede berangkat tidur.
Pukul dua siang lebih sedikit ayah bersiap berangkat ke kantor, sekaligus mengantar sang teman ke halte bus jurusan Solo. Karena Kaka-Dede sedang tidur, ayah berangkat begitu saja. Nah, sekitar pukul 16.00 Dede bangun. Dia langsung mencari ayah dan Om Susan. Mama bilang bahwa ayah sudah berangkat ke kantor sekaligus mengantar Om Susan. Dede lantas tidur kembali berbaring di tempat tidurnya. Mama menghampiri dan bertanya, ”Dede mau bobo lagi?”
”Ayah gak ada?” kata Dede.
”Lho, ayah kan sudah berangkat ke kantor?” kata mama.
Dede terdiam.
”Dede mau bicara sama ayah? Ntar mama teleponin.”
”Mau.”
Mama lantas kirim pesan singkat ke ayah. Ayah balik telepon. Begitu ditanya, Dede cuman bilang, ”Dede minum susu.” Itu pun karena ditanya mama Dede lagi ngapain karena sebenarnya Dede sepertinya lagi malas ngobrol. Mungkin Dede marah atau kecewa.
2 comments:
kaka dede marah ato kecewa? yaaaaah.. ayaaah kok pulangnya malam terussss sih?
he... he... he.... Begitulah tante. habis ngantornya sore, masa mo pulang sore juga?
Post a Comment