Beberapa pekan terakhir, Kaka-Dede sudah mulai belajar menggunakan pensil. Biasanya Kaka-Dede belajar membuat garis di dalam buku tulis. Namun, buku tulis ini tidak bergaris-garis layaknya buku tulis pada umumnya, melainkan berisi kotak-kotak kosong yang harus diisi. Nah, di dalam kotak-kotak itulah Kaka-Dede membuat garis horisontal, vertikal, maupun diagonal dengan cara menyambung titik-titik yang sudah dibuatkan oleh bu guru.
Tak hanya di sekolah. Kegiatan mengisi kotak-kotak itu berlanjut di rumah. Ya, Kaka-Dede sudah diberi pekerjaan rumah. Nah, saat mengerjakan pekerjaan rumah, Kaka biasanya terlihat semangat dan memang sampai pekerjaan rumah itu selesai. Sampai semua titik atau pola garis yang dibuat bu guru diselesaikan.
Akan halnya dengan Dede, beda lagi. Dede sering bilang capek kalau sedang ngerjain pekerjaan rumah. Padahal, dia baru dapat dua ato tiga kotak. Kalau sudah begitu, apa boleh buat. Mama tidak memaksa Dede untuk menyelesaikan pekerjaan rumah itu. Biasanya Mama tanya ke Dede apa yang ingin Dede lakukan selain mengerjakan pekerjaan rumah. Jika sudah ditanya seperti ini, Dede biasanya memilih mengambil buku lain dan belajar menulis atau menyambung titik-titik dengan pola membentuk huruf. Itu kalau Dede lagi mau, kalau pas lagi tidak mau ya Dede pilih ambil guling dan pergi bobo.
O, ya. Ada lagi hal lain yang dilakukan Dede. Siang hari sepulang sekolah sesekali Kaka-Dede pengen belajar. Kaka belajar membuat garis horisontal, vertikal, maupun diagonal di buku, sementara Dede malah membuat garis-garis tersebut di media yang lebih besar, di lantai keramik ruang tamu. Nah, suatu siang Dede bilang ke mama, ”Mama, Dede buat garis gak melebihi kotak.” Mendengar hal itu, mama langsung tanya ke Dede, ”Mana garisnya?” Dede langsung nunjukin beberapa garis di lantai. Memang benar, garis-garis itu tidak melebihi kotak lantai keramik.
Usut punya usut, ternyata suatu ketika saat Kaka-Dede belajar, mama bilang ke Kaka-Dede bahwa kalau membuat garis jangan sampai melebihi kotak yang ada di dalam buku. ”Ah, lagi-lagi Dede bikin ulah,” batin mama.
Tak hanya di sekolah. Kegiatan mengisi kotak-kotak itu berlanjut di rumah. Ya, Kaka-Dede sudah diberi pekerjaan rumah. Nah, saat mengerjakan pekerjaan rumah, Kaka biasanya terlihat semangat dan memang sampai pekerjaan rumah itu selesai. Sampai semua titik atau pola garis yang dibuat bu guru diselesaikan.

O, ya. Ada lagi hal lain yang dilakukan Dede. Siang hari sepulang sekolah sesekali Kaka-Dede pengen belajar. Kaka belajar membuat garis horisontal, vertikal, maupun diagonal di buku, sementara Dede malah membuat garis-garis tersebut di media yang lebih besar, di lantai keramik ruang tamu. Nah, suatu siang Dede bilang ke mama, ”Mama, Dede buat garis gak melebihi kotak.” Mendengar hal itu, mama langsung tanya ke Dede, ”Mana garisnya?” Dede langsung nunjukin beberapa garis di lantai. Memang benar, garis-garis itu tidak melebihi kotak lantai keramik.
Usut punya usut, ternyata suatu ketika saat Kaka-Dede belajar, mama bilang ke Kaka-Dede bahwa kalau membuat garis jangan sampai melebihi kotak yang ada di dalam buku. ”Ah, lagi-lagi Dede bikin ulah,” batin mama.
3 comments:
So sweet.....
Salam kenal :)
Tidak ada pekerjaan yang lebih menyenangkan selain jadi Mama..
agil & pipit: trim's ya sudah singgah. salam sukses.
Post a Comment