Bulan lalu Kaka-Dede bilang bahwa bu guru menyuruh Kaka-Dede potong rambut. Mama pun langsung tanya ke Kaka-Dede bagaimana kalau rambut Kaka-Dede dipotong dan Kaka-Dede menyatakan bersedia.
Bersama ayah, mama mengantar Kaka-Dede ke tukang cukur khusus cowok. Saat sampai di tempat cukur, Kaka-Dede gak mau potong rambut. Kaka bilang bahwa dia mau potong rambut kalau ayah juga potong rambut. Karena telanjur masuk, ayah pun akhirnya potong rambut. Hilang deh rambut ayah yang biasa diikat/digelung.
Begitu selesai potong rambut, giliran Kaka-Dede yang mesti potong rambut. Namun, Kaka yang beberapa waktu lalu mau dipotong rambutnya, ternyata berbalik 180 derajat. Menolak potong rambut. Demikian juga halnya dengan Dede. Ya, apa boleh buat. Ayah yang gak minat potong rambut akhirnya malah harus potong rambut dan Kaka-Dede masih dengan rambut yang panjang.
Sebulan berselang, akhirnya Kaka-Dede hari ini potong rambut. Itu pun dengan beberapa syarat. Pertama, potong rambut mesti di tempat khusus potong rambut anak-anak yang banyak mainannya. Kedua, setelah potong rambut mesti dibeliin minyak rambut khusus anak-anak.
Usai potong rambut, mama ajak Kaka-Dede beli minyak rambut khusus anak-anak. Tiba di toko, ternyata Kaka-Dede tak hanya minta minyak rambut, tetapi beberapa barang juga dibeli. Kalau dihitung-hitung, lumayan juga syarat yang harus dipenuhi supaya Kaka-Dede mau potong rambut.
No comments:
Post a Comment