

Jumat, 17 Juli 2009 Kaka-Dede ke Lampung, ke tempat Mbah Kakung dan Mbah Putri. Pejalanan ini sebenarnya tak direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Ya, pada awal pekan itu juga (kalau tidak hari Selasa ya Rabu), tiba-tiba ayah pengen balik ke Lampung. Mama setuju asal dapat tempat duduk paling depan. So, ini kunjungan mendadak.

Kamis (16 Juli), ayah telepon Om Dwi di Jogja. Minta tolong dicarikan tiket ke Lampung untuk hari Sabtu. Sayang, tiket nomor depan untuk hari Sabtu tak tersedia. Ya, maklum itu akhir pekan yang panjang (Minggu dan Senin kan tanggal merah).
Namun, ada tawaran lain. Untuk hari Jumat (17 Juli) malah masih ada. Ya sudah. Akhirnya ayah bilang ambil saja kursi nomor 1C dan 1D untuk pemberangkatan ke Lampung hari Jumat. Sore itu juga, uang untuk pembelian tiket dan pembelian oleh-oleh ditransfer dan rencana cuti ayah diajukan (ditambah) satu hari.
Keesokan paginya kami meluncur ke Jogja. Menjelang siang kami sampai di tempat Om Dwi. Kami mengisi perut dengan nasi. Sebelum ayah pergi ke masjid untuk shalat Jumat, kami mengepak oleh-oleh dan satu tas pakaian ke dalam satu kardus besar. Sementara satu tas besar yang lain bisa ditarik. Kedua barang ini bakal masuk bagasi bus.

Keesokan paginya kami meluncur ke Jogja. Menjelang siang kami sampai di tempat Om Dwi. Kami mengisi perut dengan nasi. Sebelum ayah pergi ke masjid untuk shalat Jumat, kami mengepak oleh-oleh dan satu tas pakaian ke dalam satu kardus besar. Sementara satu tas besar yang lain bisa ditarik. Kedua barang ini bakal masuk bagasi bus.


Maklumlah, selama di Semarang dan Jogja gak pernah jalan jalan ke desa yang dikelilingi aneka pepohonan perkebunan, seperti kelapa sawit, kakao, dan karet.

No comments:
Post a Comment